Kementan: Kebijakan Swasembada Tidak Berdampak Naiknya Harga Pangan
By Admin
JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) yakin mampu mencapai swasembada pangan, khususnya beras tanpa harus memaksakan penurunan volume impor. Kementan pun optimis dengan produksi yang ada saat ini, Pemerintah masih bisa melakukan pengendalian harga di masyarakat.
Menurut Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Kementan Suwandi berbagai komentar miring yang mengatakan bahwa swasembada dapat menaikkan harga komoditas itu benar bila posisinya di dalam negeri tidak ada produksi.
“Kenyataannya, saat ini di dalam negeri produksi beras sedang melimpah bahkan di pasar-pasar induk pasokan ada yang sampai 2 kali lipat, “ ujar Suwandi, Kamis (3/3/2016).
Dengan demikian, ditambahkannya bahwa masyarakat tak perlu kuatir bakal terjadi kenaikan harga akibat pembatasan impor yang dilakukan pemenrintah. Kementan juga telah merilis angka sementara produksi beras pada tahun 2016.
Dari rilisnya, pada tahun ini Kementan menetapkan sasaran produksi sebesar 76. 226. 000 ton, naik dari tahun 2015 sebesar 75. 361. 248 ton. “ Hal ini optimis dicapai didasarkan pada luas area tanam yang semakin ditingkatkan yakni tahun ini sebesar 14. 314. 742 ha, naik dari tahun lalu yang hanya 14. 115.475 ha”, ungkap Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian pertanian Hasil Sembiring.
Merurut Hasil, bila produksi naik maka tak perlu impor. Maka makin lama makin menunjang penurunan harga. “ Untuk itu produksi kita genjot terus. Kalu itu terealisasi 80% saja, maka produksi lebuh dari cukup untuk minimal tahun 2016”, kata Hasil.
Selain itu, dari sisi harga, surplus pasokan juga bisa dilihat dari stabilnya harga beras di petani. Hasil mencontohkan harga Gabah Kering Panen (GKP) per Februari 2016 di Ngawi harga terendah sebesar Rp. 3.300/kg dan harga tertinggi Rp. 6. 800 di Kabupaten Agam.
“ Bila dibandingkan dengan kebutuhan dan produksi dalam negeri, maka tahun 2016 kita mampu berswasembada dan surplus berkeplanjutan”, ujarnya. (mk)